New Iraqi Dinar, Sebuah Konspirasi Tersistematis


Sebuah kejadian pasti ada sisi lain yang mendukung kesuksesan sebuah perencanaan tersebut, yakni kepentingan. Sebuah konspirasi akan semakin rapi ketika sebuah kepentingan tersebut sangat kuat pengaruhnya. Itu terjadi pada Dinar Iraq, yah mata uang suatu negara di Timur Tengah yang sekarang sedang bergejolak terus setelah invasi ilegal tentara Amerika Serikat sejak pimpinan Presiden George Walker Bush hingga sekarang. 

Negara ini memiliki mata uang dengan nama New Iraqi Dinar atau biasa disingkat IQD. IQD semasa tahun 1990-an merupakan mata uang paling kuat di Timur Tengah. Jatuhnya sanksi PBB yang disusul invasi Amerika Serikat membuat IQD terjungkal ke titik terendah dalam sejarah Iraq. Sebelumnya nilai tukar dinar Iraq begitu berjaya. IQD 1= US$ 3,29 = Rp. 26.320,-. Semasa invasi Amerika Serikat nilai tukar IQD melorot tajam sampai dengan IQD 6.000 per US$ 1. Akhir tahun lalu naik menjadi IQD 1400 per US$1. Awal tahun 2007 nilai tukar membaik menjadi IQD 1300 per US$ 1. Tentu saja apresiasi ini akan tetap dipertahankan oleh Iraq.

Pada 15 Oktober 2003 telah dikeluarkan mata uang IQD yang baru menggantikan IQD lama yang bergambar Saddam Husein. IQD baru ini diproduksi di De La Rue, Great Britain (Inggris), sebuah percetakan uang terbesar di dunia, yang dibiayai oleh World Bank. Terbitnya IQD yang baru (The New IQD) pada Oktober 2003 yang didukung oleh Bank Dunia (The World Bank) dan pemerintahan pendudukan Amerika Serikat telah mendorong para investor di mancanegara memborong uang kertas IQD yang baru. Mereka melihat potensi keuntungan yang luar biasa yang dapat diraih melalui investasi pada The New IQD.

Fakta dan sejarah nilai mata uang di Timur Tengah begitu signifikan menunjukkan kuatnya nilai mata uang IQD terhadap US$. Namun, fakta juga mengungkapkan bahwa kondisi Negara yang mengalami peperangan juga berpengaruh terhadap nilai mata uangnya yang menurun. Fakta dan Sejarah menunjukkan nilai mata uang di Timur Tengah sangat kuat terhadap mata uang Dollar Amerika, lihat data berikut ini :
1 Dinar Kuwait      = US$ 3.42
1 Dinar Iraq (IQD) = US$ 3.30
(Sebelum invasi Amerika)
1 Dinar Oman     = US$ 2.61
1 Dinar Bahrain     = US$ 2.65
1 Dinar Jordan     = US$ 1.41
1 Pound Syria     = US$ 0.27
1 Real Arab     = US$ 0.26

Sejarah dinar

Dinar diperkenalkan ke dalam sirkulasi pada tahun 1932, dengan mengganti rupee India, yang telah menjadi mata uang resmi sejak pendudukan Inggris negara di Perang Dunia I, pada tingkat 1 dinar = 13 rupee. Dinar dipatok setara dengan pound Inggris sampai tahun 1959 ketika, tanpa mengubah nilainya, pasak itu beralih ke dolar Amerika Serikat pada tingkat 1 dinar = 2,8 dollar. Dengan tidak mengikuti devaluasi mata uang AS pada tahun 1971 dan 1973, dinar naik ke nilai US$ 3,3778, sebelum devaluasi 5 persen mengurangi nilai dinar menjadi US$ 3,2169, tingkat yang tetap sampai Perang Teluk, meskipun dalam akhir tahun 1989, tingkat pasar gelap dilaporkan di lima sampai enam kali lebih tinggi (3 dinar untuk US$  1) dari tingkat resmi.

Setelah Perang Teluk tahun 1991, karena sanksi PBB, percetakan Swiss yang digunakan sebelumnya tidak lagi tersedia (karena masalah kualitas rendah catatan diproduksi). Isu sebelumnya dikenal sebagai dinar Swiss dan terus beredar di wilayah Kurdi Irak. Karena sanksi ditempatkan di Irak oleh Amerika Serikat dan masyarakat internasional dan percetakan pemerintah yang berlebihan dari masalah catatan baru, dinar mendevaluasi cepat, dan pada tahun 1995-an, US$ 1 senilai 3.000 dinar.

Setelah pengendapan Saddam Hussein dalam invasi Irak 2003, Dewan Pemerintahan Irak dan Office untuk Rekonstruksi dan Bantuan Kemanusiaan mulai mencetak dinar catatan lebih Saddam sebagai tindakan sementara untuk menjaga pasokan uang hingga mata uang baru bisa diperkenalkan.

Antara 15 Oktober 2003 sampai 15 Januari 2004, Otoritas Sementara Koalisi mengeluarkan koin Dinar baru Irak dan catatan, dengan catatan dicetak oleh De La Rue menggunakan sistem modern yang anti-pemalsuan teknik, untuk "menciptakan mata uang tunggal terpadu yang digunakan seluruh Irak dan juga akan membuat uang lebih nyaman untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari rakyat". uang kertas Lama ditukar dengan yang baru pada tingkat satu-ke-satu, kecuali dinar Swiss, yang dipertukarkan pada tingkat 150 baru dinar untuk satu dinar Swiss.

Uang kertas baru ini menyebabkan industri baru dalam penjualan dinar Irak baru kepada investor luar negeri yang berharap untuk mendapatkan keuntungan dari mata uang baru Irak ketika ekonomi membaik. Pemerintahan sementara Irak telah membuat ini legal, tetapi uang kertas dipertukarkan pada tingkat yang berbeda oleh perusahaan yang ingin membuat keuntungan. Karena keberhasilan program ini, meskipun, Dinar Irak telah banyak dipalsukan. Namun, ada enam fitur keamanan yang berbeda pada catatan Dinar Irak 25.000 yang satu dapat memeriksa keaslian.

Meskipun nilai dinar beserta pengenalan uang kertas barunya dihargai dengan tinggi 980 dinar per dolar jauh lebih tinggi dari 4.000 dinar per dolar AS pada saat pertama kali diperkenalkan, (sekarang pertukarannya diadakan di tingkat "program pertukaran" yang ditetapkan oleh Dana Moneter Internasional, sedang semula dari 1170 dinar per dolar AS di Bank Sentral Irak-kutip) namun belum ada satu regulasi nilai tukar Dinar Iraq secara  internasional di bank internasional. Dengan mengaca nilai tukar yang berlaku di bank-bank Iraq adalah sekitar 1200 dinar per dolar AS.

Sebelum Perang Teluk, Dinar Iraq bernilai US$ 3,22  IQD 1,00. ketika itu Saddam memerintah, dengan hutang yang banyak dan simpanan yang sedikit, itu pun jika ada. Sekarang anda boleh membeli IQD 41,800 uang Dinar Iraq yang baru hanya sekitar RM 760 (1 RM senilai Rp. 2000). Sebab terjadinya keadaan ini adalah nilai IQD masih belum ditentukan oleh bank dunia. Jika anda membuat kajian, anda akan dapati setiap kali konflik besar akan dituruti oleh kejatuhan mata uang sebuah negara. Mata uang juga akan kembali melonjak apabila negara itu bangun dari kehancuran akibat peperangan.

Sekarang ini Iraq sedang aktif membina kembali simpanan rezab asingnya. Ini adalah kunci kepada kekuatan tukaran asing sesuatu mata uang. Langkah pertama mereka ialah mendepositkan US$ 5 milliar dengan Perbendaharaan Amerika, membolehkan Iraq menikmati pertukaran senilai melebihi US$ 150 juta setahun. Jumlah hutang Iraq kepada dunia semakin mengecil. Amerika Serikat sendiri telah meloloskan semua hutang Iraq sebelum perang juga pada Perjanjian Paris mencatat bahwa kebanyakan negara termasuk Rusia telah meloloskan 85% hutang Iraq kepada mereka. Iraq bukan hanya kaya dengan sumber asli minyak dan gas. Kedudukannya yang strategis, mengalir antaranya dua sungai penting, Tigris dan Euphrates, membentuk tanah luas yang subur. Petumbuhan di bidang pertanian semakin bertambah menyebabkan Iraq disebut-sebut sebagai “Periuk Nasi” Timur Tengah.

Sebuah Konspirasi

Sepenggal fakta riil di atas, memberi isyarat bahwa investasi dinar Iraq sangat menjanjikan karena sejak invasi Amerika sampai sekarang, kenaikan nilai tukar begitu signifikan. Selaras dengan hal itu,  berbagai Negara seperti Jepang, China, Rusia dan Negara-negara Asia lainnya, menyatakan ketertarikan berinvestasi di Negara bekas hunian rezim Saddam Husein tersebut. Pada tahun 2007 Pemerintah Jepang telah mengumumkan niatnya untuk mengalirkan dana sebesar 57.716 juta yen kepada pemerintah Iraq atas dalih bantuan untuk proyek Pasokan Air Bashrah Proyek Perbaikan dan Sektor Listrik Proyek Rekonstruksi di Wilayah Kurdistan dengan suku bunga 0,75% selama 40 tahun masa pembayaran (termasuk masa tenggang 10 tahun). Amerika yang notabenenya adalah “penjajah” Iraq tersebut juga dengan terang-terangan menyatakan ketertarikannya terhadap investasi di Iraq melihat potensi Negara invasinya sendiri tersebut.

Selanjutnya, isu tersebut dikemas sedemikian rupa oleh Amerika melalui Bank Dunia untuk di sebarluaskan ke seluruh Negara Asia dengan dalih perihal potensi yang dimiliki oleh Iraq itu sendiri. Alhasil, Amerika telah sukses mengisi kas keuangan sebagian besar bank-bank di Asia dengan IQD. Dari beberapa analisa, dimungkinkan adanya sebuah kepentingan terselubung dari Amerika yang perlu diwaspadai oleh seluruh Negara-negara Asia, karena pasokan IQD ke bank-bank Negara hanya terjadi di kawasan Asia, termasuk Indonesia. 

Hal itu mengindikasikan bahwa konspirasi tersebut sengaja digulirkan untuk menekan dan mematahkan gejolak-gejolak perlawanan Negara-negara Asia terhadap Barat, terutama Amerika dari sektor penguasaan perekonomian dunia. Karena Negara Adidaya tersebut sangat mengkhawatirkan benih-benih perlawanan Negara-negara Asia, terutama China, India dan Indonesia akan tumbuh menjadi sebuah kekuatan yang mengancam bahkan dapat menghancurkan ke-adidayaan Negara Paman Sam itu, seperti dalam pewacanaan Gusdur (Abdurrahman Wahid) akan adanya Tugu Bermuda yang memang bertujuan menguatkan sistem perekonomian Asia untuk melawan dominasi Amerika pada sector ekonomi di Asia.

-    Diramu dari berbagai sumber


Belum ada Komentar untuk "New Iraqi Dinar, Sebuah Konspirasi Tersistematis"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel